NIASONLINE, JAKARTA – Bertempat di Restoran Munik,
Jakarta, sejumlah calon legislatif (Caleg) DPR RI dan DPD berkumpul di
Jakarta. Pertemuan itu difasilitasi oleh Admin Grup Facebook dan BBM
P2NMS14 (Putra Putri Nias Menuju Senayan 2014).
Admin/Penanggung Jawab grup FB dan BBM P2NMS14 tersebut, Herlina Gea
menjelaskan, pertemuan itu dalam rangka menyampaikan “Suara Masyarakat”
yang disampaikan melalui Grup FB dan BBM yang dikelola.
“Pertemuan ini sebagai bentuk tanggung jawab atas keinginan
masyarakat yang disampaikan melalui Grup Fesbuk, yaitu ingin melihat
para caleg duduk bersama dan berdiskusi agar pemenangan caleg asal
Kepulauan Nias khususnya dari Dapil Sumut 2, bisa difokuskan dan tidak
menyebar sehingga menjadi mubazir,” jelas dia dalam rilis yang diterima Nias Online, di Jakarta, Rabu (4/9/2013) malam.
Selain itu, kata dia, pertemuan itu juga dimaksudkan sebagai tranformasi pendidikan politik kepada masyarakat.
Ada pun para caleg yang hadir maupun yang tidak hadir namun
menyatakan dukungan atas pertemuan itu adalah caleg DPR RI Agustus Gea
(Partai Demokrat No. 5), Barnabas Yusuf Hura (PAN No. 4), Talihadat
Bazatogu Hia (Partai Golkar No. 7). Ketiganya dari Dapil II Sumut.
Kemudian, Firman Jaya Daely (PDIP No. 5), dari Dapil I Sumut dan Turunan
B Gulö, satu-satunya calon anggota DPD asal Nias mewakili Provinsi
Sumut.
Juga hadir Marinus Gea (PDIP No. 9) dari dapil Banten III dan Anton
Anatona Zagota (Partai Gerindra, No. 11), dari dapil Tangerang Selatan,
Banten VII. Undangan lainnya yang hadir adalah Yuspan Zalukhu dan Pdt
Derman Gea.
Sementara Yasonna H Laoly (PDI-P, Sumut II) tidak bisa hadir karena
saat yang sama sedang berada di Pulau Nias. Sozifao Hia (PDIP), caleg
DPRD II Kab Pelalawan Riau, batal datang karena istrinya mendadak sakit.
Adapun “Suara Masyarakat” yang disampaikan kepada para caleg
tersebut, yakni, pertama, masyarakat pesimis akan integritas para caleg,
yang hanya berusaha dekat dengan masyarakat ketika ada kepentingan dan
melupakannya ketika nantinya sudah duduk di Senayan.
Kedua, tingginya golput karena kurangnya kepercayaan kepada caleg
karena tingginya kecenderungan korupsi. Ketiga, peningkatan jalur
penerbangan yang murah dan berkualitas ke Kepulauan Nias, terutama
menjelang Sidang Raya PGI di Kepulauan Nias.
Keempat, layanan listrik PLN yang selalu mati dan bermasalah dalam
keakuratan tagihan kepada masyarakat. Kelima, harga karet yang masih
sangat minim dan tidak menolong ekonomi masyarakat. Dan keenam,
pelayanan Rumah Sakit Gunung Sitoli yang sangat minim.
Para caleg mengaku sudah mengetahui juga masalah-masalah yang
disampaikan tersebut dari hasil kunjungan ke masyarakat selama ini.
Mereka juga sepakat mendorong perbaikan dan perubahan itu ketika nanti
lolos ke Senayan.
Sementara itu, mewakili para caleg, Turunan mengapresiasi upaya admin
grup FB dan BBM P2NMS14 dalam mensosialisasikan para caleg asal Nias.
“Kita harapkan, ke depan, ada pertemuan lanjutan dengan mengundang
tokoh-tokoh Nias, baik dari pimpinan lembaga agama, para pimpinan
daerah, ormas dan tokoh-tokoh masyarakat dengan harapan agar para
pimpinan dan tokoh-tokoh tersebut bisa membantu sosialisasi pendidikan
politik masyarakat sehingga pencapaian Pemilu yang bersih yang
dicita-citakan bisa lebih maksimal,” jelas dia.
Fokus Pada yang Berpeluang
Dalam diskusi tersebut, juga fokus pada pemilihan para caleg di Dapil
II Sumut. Seperti diketahui, di Dapil II sebanyak 8 caleg asal Nias
akan bertarung.
Beberapa hal jadi pemikiran untuk dilakukan. Yakni, meningkatkan
suara pemilih atau menekan Golput yang berdasarkan pengalaman pada
Pemilu Gubenur beberapa waktu lalu angkanya mencapai lebih dari 50%. Itu
bisa dilakukan dengan meningkatkan kesadaran politik dan tanggungjawab
masyarakat.
Selain itu, Agustus Gea juga menawarkan agar para caleg dapil Sumut
II bisa menakar kemampuan. “Lebih baik memfokuskan suara kepada yang
berpeluang,” jelas dia.
Namun, hal itu juga diakui tidak mudah dilakukan karena para caleg
berjuang dari partai yang berbeda dengan keyakinan pada peluang yang
menjanjikan untuk lolos.
Kecenderungan masyarakat memilih tokoh yang membagi uang juga menjadi masalah krusial yang didiskusikan.
“Dalam berbagai pertemuan dengan masyarakat, juga ditemukan bahwa
masyarakat masih lebih fokus kepada pemenangan tokoh yang mampu membagi
uang dengan cuma-cuma dan tidak memahami makna pembangunan yang
terkandung dari pesta demokrasi Pileg,” jelas Talihadat.
Para peserta diskusi juga menyadari kemungkinan terjadinya gesekan di
lapangan dalam persaingan di Dapil II tersebut. Karena itu, semua
berkomitmen dan sepakat untuk melakukan kampanye yang sportif dan bersih
dengan mengedepankan sikap kekeluargaan antara Caleg. Menang atapun
kalah, harus berjiwa besar dan saling menerima. (EN)
Sumber: NiasOnline.net
0 komentar:
Posting Komentar